koneksi antar materi modul 3.1.a.9
Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9
Tidak terasa sudah sekitar 6 bulan saya bergabung dengan komunitas program guru penggerak kabupaten kuningan, banyak hal dan pengalaman yang sudah saya dapatkan dari program guru penggerak dan tentunya ini sangat bermanfaat untuk saya secara khusus serta bagi rekan-rekan dilingkungan saya pada umumnya karena tentunya saya sebagai CGP mengemban tugas untuk kembali mendesiminasikan atau mengimbaskan ilmu-ilmu yang saya dapatkan melalui guru penggerak.
untuk blogg kali ini saya akan mencoba membahas beberapa pertanyaan yang telah disediakan oleh tim pada LMS yang telah disiapkan terkait dari koneksi antar materi pada modul 3.1.a.9 dan berikut adalah pembahasannya ;
1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka tentunya memiliki pengaruh yang cukup tinggi terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil. apabaila kita ingat :Pratap triloka yang dicetuskan oleh KHD yaitu "Ing ngarsa sung tuladha,
Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani". Pratap triloka tersebut memiliki makna yang sangat mendalam dan tentunya memiliki ikatan dan korelasi yang kuat terhadap bagaimana seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat mengambil sebuah keputusan yang tentunya diharapkan berpihak pada murid. Guru sebagai pemimpin pembelajaran seyoganya mampu mengimplemntasikan Pratap Triloka dalam kesehariannya terutama ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru selaku penuntun bagi siswa tentunya kita harus dapat memposisikan sebagai teladan, sebagai motivator yang handal dan memberikan vibes positif bagi murid-muridnya. Saya rasa Dengan melalui penerapan Pratap Triloka bisa menjadi pondasi utama bagi guru untuk mengambil keputusan terbaik yang tentunya berpihak pada murid. Dengan demikian kita sebagai guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan bermakna.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Kita patut memahami bahwasannya nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, memiliki pengaruh yang kuat terhadap prinsip-prinsip yang mungkin akan diambil dalam pengambilan suatu keputusan. Sebagai guru selayaknya kita mempunyai nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita yang kita yakini dan menjadi dasar dalam hidup. Terlebih setelah kita mengikuti program guru penggerak, kita mencoba merefleksi dimana nilai-nilai yang kita miliki dan sudah ada sebelumnya semakin dimunculkan . Nilai-nilai yang saya maksud contohnya adalah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Semua nilai-nilai terebut memengaruhi kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat.
3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Menurut saya pribadi yang saya peroleh pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' yang diberikan dalam serangkaian pendampingan ataupun exporasi konsep dan lainnya sudah cukup baik dan sangat tentunya sangat bermanfaat terlebih bagi saya sehingga saya mampu mengambil keputusan yang tepat untuk baik saya pribadi maupun bagi murid, rekan sejawat, dan lainnya.
4. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
pada saat saya harus dihadapkan dalam suatu dilema etika atau bujukan moral yang mengarusakan saya mengambil keputusan yang tepat tentu saja saya akan menerapkan 3 prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan yang sudah saya pelajari pada modul 3.1, dimana dasar dari keseluruhannya adalah nilai-nilai yang saya terdapat dalam diri saya.
5. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
sebuah hasil dari keputusan yang tepat tentunya akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Dengan demikian sebagai pemimpin pembelajaran kita diharpkan terampil dalam mengambil keputusan yang tepat sehingga kita dapat mencipakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
6. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
berbagai kesulitan yang muncul dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di lingkungan sekolah saya antara lain dipengaruhi oleh sebuah habit yang sudah mengakar menjadi sebuah budaya, nilai-nilai dan kompleksitas prinsip hidup yang mendasari setiap individu . Maka dari itu diperlukan keberanian untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang mampu mengakomodasi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Sehingga diperlukan kejelasan visi dan misi, budaya, dan nilai-nilai yang dianggap penting di sekolah, agar dapat menjadi sebuah pedoman dalam pengambilan keputusan.
7. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Pengaruh pengambilan keputusan yang tepat dan efektif oleh diri kita sebagai pemimpin pembelajaran akan tercipta lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman dan menyenangkan, Dalam hal ini kemerdekaan belajar murid adalah hal yang utama. Hal ini dapat terlihat ketika kita menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional dan juga menerapkan praktik coaching dengan bak dan benar.
8. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Melalui proses pembelajaran tentu saja saya sebagai pemimpin pembelajaran apabila kompeten ketika mengambil sebuah keputusan di kelas pembelajaran secara otomotatis akan menumbuhkan nilai-nilai positif dan karakter baik pada diri murid. dari hal tersebut akan berkembang dalam diri siswa ketika dia menghadapi dilema dalam kehidupannya. Demikian nilai-nilai tersebut dapat memengaruhi kehidupan atau masa depan siswa tersebut.
9. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang bisa saya tarik dari pembelajaran kali ini adalah. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya adalah bahwa semua modul yang saya pelajari tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh untuk memerdekakan murid dalam belajar, Seperti yang telah dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.
Dalam mengemban tugas sebagai guru, kita harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Supaya kita mampu mengambil sebuah keputusan yang baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan yang efektif dan komunikasi yang baik akan mengarahkan kita keberbagai opsi dalam pengambilan keputusan. diharapkan melalui keterampilan coaching ini bisa membantu siswa dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri secara mandiri. Tidak hanya sebatas pada murid, keterampilan coaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas praktisi terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran.
Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri , kesadaran sosial dan keterampilan berhubungan sosial dalam mengambil sebuah keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh.
Komentar
Posting Komentar