Aksi nyata - budaya positif
Ki Hajar Dewantara selalu menegaskan bahwasannya tujuan pendidikan sejatinya menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Karena itu, sebenarnya pendidik hanya dapat "menuntun" tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat pada setiap anak atau murid kita
Tentu saja ketika proses "menuntun" itu dilakukan, seharusnya peserta didik (siswa) diberikan kesempatan selebar-lebarnya untuk dapat menumbuhkan potensi ,kemampuan , bakat dan minatnya selaku individu yang beridentitas dan berbeda satu sama lain, hanya saja guru sebagai pembimbing hendaknya memberi tuntunan dan arahan supaya peserta didik tidak lost control dan membahayakan dirinya . Guru sebagai pendidik hendaknya dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Sebagai pendidik, Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk membentuk karakter pelajar pancasila dengan memberi contoh (Ing Ngarso Sung Tulodho) dan melakukan habituasi atau pembiasaan yang konsisten di Sekolah.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya Selama ini disiplin selalu identtik dengan sebuah hukuman bagi murid, padahal hukuman sebenarnya memiliki makna yang jauh berbeda. Hukuman dapat di artikan sebagai cara dalam mengarahkan suatu tingkah laku murid yang keluar dari aturan supaya kembali sesuai dengan aturan yang berlaku Secara umum hukuman dalam hukum adalah sanksi fisik maupun psikis untuk kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan saat ini banyak yang menganggu terhadap kesehatan psikologis anak. Disiplin Positif adalah sebuah pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan murid untuk menjadi pribadi dan anggota dari komunitas yang bertanggung jawab, penuh hormat, dan kritis. Disiplin positif sebetulnya mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang penting dengan cara yang sangat menghormati dan membesarkan hati, tidak hanya bagi murid tetapi juga bagi orang dewasa.
Disiplin positif memiliki tujuan dalam bekerja sama dengan siswa dan tidak ada penentangan. Yang perlu ditekankan adalah membangun kekuatan peserta didik bukan malah mengkritik kelemahan mereka dan menggunakan penguatan positif untuk memyebarkan bagaimana berperilaku yang baik. Hal ini melibatkan memberikan siswa-siswi panduan yang jelas untuk perilaku apa yang dapat diterima dan kemudian mendukung mereka ketika mereka belajar untuk mematuhi panduan tersebut.
Cara ini tentu saja dapat mempromosikan partisipasi anak dan penyelesaian masalah dan dalam waktu yang sama juga tentunya dapat mendorong kita sebagai guru/ pendidik, untuk menjadi role model positif bagi siswa-siswa kita dalam perjalanan tumbuh kembang siswa.
Proses pengembangan budaya positif disekolah tentu saja perlu ada kolaborasi anatara guru dengan kepala sekolah serta orang tua yaitu sebagai guru kkta hendaknya memiliki peran dalam mengembangkan disiplin positif dengan menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik, Melibatkan dan bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan disiplin positif.
Disamping itu Kepala sekolah harus memastikan para guru dan staf mendapatkan dukungan dalam menerapkan disiplin positif di sekolah serta Mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan disiplin positif. Dan orang tua menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman sehingga dapat menerapkan disiplin positif yang konsisten dan berpartisipasi dalam pertemuan sekolah dan memiliki hubungan baik dengan guru untuk mendukung pendekatan disiplin positif
Oleh karena itu diperlukan guru harus sebagai manager dalam menerapkan budaya positif disekolah.
Komentar
Posting Komentar